Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang berkembang dari masyarakat Sunda. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu ater (awi temen), yang jika mengering berwarna kuning keputihan. Angklung ini yaitu sebagai pengiring ritual cocok tanam. Dalam perkembangannya alat musik ini digunakan untuk mengiringi perkawinan atau khitanan.